Saturday 18 May 2013

Sudahlah, terima saja,,,

sudahlah jangan banyak komentar...kita itu tinggal jalani aja.gak usah rewel

oleh Oni Cah Kudus (Catatan) pada 28 Februari 2011 pukul 19:31
teringat dawuh guru dalam bahasa jawa..(seingat saya)
"wis tah jo kakean rewel,meneng wae madep wae opo sing ning ngarepmu"(sudalah lah jangan rewel,diam saja hadapi apa yang ada di hadapanmu)
ungkapan yang terbilang sangat sederhana (mungkin) menurut kita. tapi jika kita mau menelaah sedikit lebih dalam saja sungguh terkandung makna yang sangat dalam.
guru juga dawuh, yang meneruskan dan memperjelas ungkapan tersebut...
"wis tah nek mangan ku ojo takok sing neko 2..tapi kadang2 kito gak sadar,,endi krupuk e,endi sambel,kurang manis,utowo kurang asin.rewel....wis tah gak bakal enak mangane nek ngunu kui...."
berarti sama saja kita tidak atau kurang menerima apa yang sudah menjadi kenikmatan yang ada dihadapan kita...kita tinggal menikmati tapi masih saja memikirkan kesempuranaan....dan ironis nya kesempurnaan tidak akan ada pada suatu keadaan..betul tidak?memang selalu ada celah dimana kita bisa mengambil hikmah kenikmatan ato kekurangan demi memenuhi hasrat mendramatisir diri....
tinggal pilih aja,,,kita ikut yang baek ato yang hehhehhehe pilih sendiri aja...
kita berhak menentukan pilihan sikap kita....
sudahlah terserah mau dibilang pasif ato gmana...biarin tu persepsi mereka...
ato mungkin dibilang ato dinasehati...ya harus berusaha yang lebih baik dong,,,,hehhehe betul..
tapi yang diucapkan demikian tidak pada tempatnya
coz?kita itu sedang ada pada kejadian bukan pada keadaan pasif
ato dengan kata lain(hehhe saya ibaratkan,)kita sedang jalan,,,,kan gak mungkin tho orang jalan itu diberi teori gimana jalan itu?lucu sekali ...kwkkwk ktia kan bukan untuk paskirbraka?
kita hidup dialam bebas...alam nyata..kwkwkkw
kalo didalam kelas,ato study2...boleh lah membahas yang demikian...
tapi ingat,kta terkadang memaksakan diri untuk berbuat se ideal mungkin dengan cara2 yang kaku ato dengan cara2 ilmiah yang kering dengan syarat hikmah..

hehehhe
sudah dulu ah...jemariku bergoyang..,,,sekarang saathya fikiran kita bergoyang...apakah dengan cara ilmiah yang kaku?ato nrimo..dalam konteks nrimo yang memang tau sikon dan memposisikan ketenangan diri sendiri

sukses atau gagalkah dirimu?

kesuksesan dan kegagalan itu ditentukan oleh cara berfikir kita setuju atau tidak menurutmu? utarakan opinimu dgn bahasa lugas

jari jemari mulai bergoyang sesuka hati
tanpa kenal takut dia bergerak
pikiran melalang buana di bawah teduhnya pohon beringin besar
yang menambah kharisma megahnya kantor kabupaten Jepara
ditemani suara aluan elok nan mempesona maulid al barjanji di masjid agung jepara

terasa tentram
damai
namun masih ada secuil ato bahkan sebongkah
pikiran yang selalu mengundang tanya

yaitu tentang tulisan yang menyebutkan
kesuksesan dan kegagalan itu ditentukan oleh cara berfikir

yach hidup memang tak kenal kompromi
kuncinya adalah pada waktu
waktu memang tak pernah pandang bulu
dia selalu berdetak
seperti detak jantung kita
yang tanpa lelah bekerja
setiap raga terjaga maupun terlelap

sekarang balik lagi pada apa yang akan aku utarakan
atau pun suatu tulisan yang tidak terdapat titik temu barang kali
tulisan yang arogan..hehehhe
gak memperhatikan tata bahasa

begini kawan,aku mau sharing
apakan kamu setuju dengan ungkapan ku tadi?
tolong terangkan secara spesifik
n jawabanya jangan dipol ke neng kata takdir
karena nek jwabane gitu yo pancen pesti
jangan bersembunyi dibalik kata takdir nek ikhtiar kita belum seperti kuda liar yang berlari dan tak terkendali




by: Ock, pada 8 Februari 2011 pukul 19:26

Curhat

hal terindah adalah ketika kita mampu "MEMBERI" kepada yang kita cintai apaupun bentuknya..
hmmm terasa lega...(walau tanpa balas dari yang kita beri)...bagaikan air mengalir ditengahnya dahaga hati....
^_^

Jangan membaca tulisan ini!

JIKA ANDA MEMBACA MEMBACA TULISAN INI ANDA DIJAMIN MENYESAL!


JIKA ANDA MEMBACA TULISAN INI ANDA DIJAMIN MENYESAL!
yacp..betul itu judul catatan oni cah kudus kali ini
hemmmm....aku sangat yakin bahwa tulisan ku ini bakal menjadi catatan sejarah
why?
because aku sangat yakin!!hahaha iya sangat yakin...oke!
oke jariku sudah gatal nih pingin menari 2...dibawah rindangnya pohon beringin yang berdiri dipinggir pendopo kabupaten Jepara.menikmati suasana ditengah sibuknya hehehhe biar keliatan lebih hidup...sibuknya para PNS bekerja di jam siang....makan bos...kwkkwk.dan para buruh bekerja merenofasi pagar..
eh jadi teringat..di istana negara kan pernah tuh terjadi pencurian pagar..kwkwk
uaneh buanget...istana negara yang begitu ketatnya dijaga oleh keamanan kok bisa ya pagarnya dicuri..kwkkwkw
tapi tulisanku kali ini tdak membahas masalah pencurian pgar tersebut.

oke..aku awali dengan kalimat:
yang kita butuhkan sekarang ini adalah MENTOR yang sanggup mengeksploitasi kebaikan atau segi positif sisi manusia agar menjadi motor penggerak moralitas bangsa dan dapat dijadikan suri tauladan yang baik(uswatun hasanah).
nah pertanyaanya sederhana, siapakah dia?
YA BETUL,....DIA ITU ADALAH DIRI KITA
WHY?karena dia(diri kita)harusnya atau sekurang kurang nya menjadi panutan bagi diri sendiri kalau blm bs menjadi pantuan orang lain...
ya aku perjelas lagi deh ben gak diperdebatkan..panutan kita adalah RASULULLAH SAW.
"LAQOD KANA LAKUM FI RASULILLAHI USWATUN HASANAH"itu sudah mentok gak bisa diokak okak.okey
nah...mengapa aku tadi bilang mentor yang sanggup mengeksploitasi kebaikan ?
yach kita liatlah sekarang ini...
bangsa Indonesia sedang disibukkan masalah koalisi...ini  itu dah masalahnya,,,,
kemudian terjadi gejolak di Libya karena Pentholan nya gak mau turu....
PSSI juga,,,,
jadi masalah seperti itu jika dilarut2 dan ditanggapi dengan cara muka ditekuk..aku jamin dah gak da habisnya
merasa diri sok hebat yang lain junior semua..apa apan ini...jika kita dwasa maka harus lebih arif..(hehehhehe maaf...aku gak bisa kasih solusi secara substansial..karena bukan fak ku...hehehehhe pembelaan diri ni ceritanya)
harusnya kita lebih mengeksploitasi kebaikan bukan malah mengeksploitasi kengerian(hehhehe tampang para hakim,jaksa,tersangka dan penjaga bahkan para penyimak sidang juga kan mukanya serem tuch..nek lagi sidang..mosok dengan senyum seperti doraemon..lebar..kwkwkkwkwk)
oke lebih dari itu..masalah ahlak sepertinya diabaikan...mungkin dianggap jadul..kuno katrok dsb.
buktinya ada badan yang menagani masalah teror
masalah anarkis masa
masalh korupsi
tapi gak ada tuch badan yang mengurusi masalh ahlak?MUI?PONPES?
tu bukan badan..tapi mungkin djadikan sbagai monumen bengkel moral...kalau ahlak anak rusak baru dah dibawa ke PONPES?
pdhan dari PONPES juga melahirkan tokoh2 penting seperti mbah GUS DUR jg tho?
nah masalah moralitas sebernya masalah sumber dari segala sumber masalah.karena distu merupakan pusat pemikiran alam bawah sadar, jika alam bawah sadar baik maka PASTI BAIK PULA akhlaknya.
out putnya pun diterima dimasyarakat sebagai RAHMATAN LIL ALAMIN.
nah,,,tidak akan selesai hanya dengan saling menyalahkan.atau dengan bilang iya sich...trus mana dong contoh yang wujud disekitar kita?
banyak sebetulnya....kita tinggal berniat saja kepingin ketemu orang yang dapat dijadikan suri taulan pasti ketemu dah...
mungkin dijalan,,,,kita meliat seorang pemuda memungut sampah....jangan dianggap reme masalah kecil tersebt..ingat alam bawah sadarnya berkata "saya harus memungut sampah,maka dipungut lah sampah itu"hehehhe mungkin sarjana psikolog lebih tau masalah perilaku orang...tapi orang pun tau juga lho...kan itu masalah rasa?iiya kan?
nah tiada salahnya kita jejali pikiran kita dengan sugesti positif...
mungkin untk mengawali ada sedikit keraguan...yach...gak apa2...dijejali lagi aj...pasti bisa.INSYAAALAH...
gak usah takut dibilang aneh...ih..aneh ya orang itu tiba2 bilang gini gitu sok alim...kwkwk biasa aj kale...
ya,,,kalo gitu jangan bergaya alim..kan kt emg bukan orang alim tho?
yang penting proporsional dan istiqomah pasti meninggalkan jejak kebaikan,,walau tidak sempurna..yang penting kita ketika mati kita dikenang sebagai orang yang berusaha berbuat baik secara tulus dengan tingkat konsistensi kita masing2..
heheh berhubung lonceng pertanda PNS JEPARA dibunyikan udahan dulu yach..kkwkwk
walau aku bukan pns..tapi udah dulu aja...ncih tangan ku agak mampet nyari inspirasi...
maaf ...kata2 ne rak karuan alur cerita yang hendak ku sampaikan loncat2...tapi maksud hati pingin nerusin sih,,,,
makanya aku kasih judul
JIKA ANDA MEMBACA TULISAN INI ANDA DIJAMIN MENYESAL!
artinya jika kta dapat mengambil pelajaran dari tulisan remeh ini anda akan menyesal.mengapa?
karena mengapa gak dari dulu ya?
ato anda menyesal karena mmbaca tulisan yang remeh ini sehibgga waktu anda terbuang...tapi mengapa membaca tulisan ini lagi..hehehhe pertanda anda suka tulisan saya
kwkwkkwkw....hehehhe maklum aku gak pake editor..makane amburadul
HUFFFF......sebenernya dalam bank otak saya hendak menulis berjuta kata lagi
tapi hehehhe lum ada penerbit yang berkenan mengeksploitasi tulisan sya..kwkwkkw
okedah....sampai ketemu "ditulisan ku rakaruan tapi kok dibaca ya''selanjutnya...
kwwkkwk "tulisan gagal muat"

oleh Ock, pada 2 Maret 2011 pukul 13:53

HAUS AKAN KASIH SAYANG


JIWA MERONTA HAUS AKAN KASIH SAYANG,PERDAMAIAN DAN KETENGAN HATI


haaaaahhh.....
mungkin kata itu keluar dari mulut indah mu.ketika sesuatu kemalangan menerpamu...baik dalam hal keluarga,pekerjaan,jalinan pertemanan,asmara bhkan lingkungan sekitar.
jiwa tersa meronta,ingin berteriak,tapi takut disangka edan...hehhehehehe kwkwkkw
mau curhat tapi ada dawuh yang ngendikakke="jika kamu menginginkan suatu hajat maka sampaikan lah yang pertama kepada Rabb mu,bukan pada manusia.karena manusia takkan membawa kebaikan atau mudharat sedikit pun kepadamu..khususnya dlam pemenuhan suatu hajat"
nah disatu sisi keingian manusia sebagai mahluk sosial ingin mengutarakan keinginan,ataupun maksud sesuatu yang hendak dicapai kepada orang lain.
ya sich,,,memang tidak salah mengutarakan kepada orang lain.tapi untuk maqom tertentu, hal tersebut mampu membuka celah berkurangnya cahaya hati..(heheh mugkin terlalu tinggi kata2 ne,,ok gak masalah)
disini terjadi gejolak batin yang luar biasa,,antara apakah suatu kehendak ingin disampaikan kepada AL KHALIQ saja atau untuk melegakan hati rela menceritakan kepada orang lain?
pilihan yang sangat sulit,,,
dan ada orang khusus yang menutup rapat2 maksudnya kepada orang lain karena ia begitu sungkan dan takut kepada kekasih pujaan hati Rabbul Alamin
adapula yang orng yang dengan ilmu nya ia menutupi tindakan ke ghausannya dengan menyamar sebagai ornag biasa yang senantiasa selalu ceria dan mungkin orang lain mnggap dia hidup tanpa masalah
hehehhhehe padahal hidup tanpa masalah itu sama dnegan mati,wong mati aja punya maslah sendiri
dan da pula orang awan yach mungkin seperti kita lah ...hehehehhe
membeberkan masalah kepada orang lain dengan meyakinkan bahwa hidup kitA Dirundung masalah..kwkwkkwkwkwkwk
lebay banget!!!
ironisnya pada tingkatan tertentu mengidap penyakit yang nama nya stress,kemudian meningkat frustasi dan dead is dot alias ihnil manfus deh..kkwkwkkwk naudzubillah
semoga kita tergolong orang yang memotivasi dirii untuk senantiasa bangkit dari kegagalan dalam segi dan aspek apapun
dan perlu diingat jangan menyamakan tingkat kebangkitan satu orang dengan ornagn lain karena memang masalah dan cara menhadpi nya berbeda
memotivasi adalah tindakan dari dalam diri apapun bentuk dan caranya untuk senantiasa memberi penghargaan diri dan meningkatkan kepercayaan atau sugesti pada diri sendiri
nah kalau manipulasi adalah tindakan yang dibuat2 seolah termotivasi
sngt beda sodarah sodarah...hehehhehe itu referensi dari filusuf aliran mbuh opo.kwkwkwk dari oni cah kudus iku
wis ah ......oke sodarah sodarah???
sing penting mugo 2 kita eling dan dungo dinungo....
sepuntene nek tulisane gak terarah dengan baik?kwkwkkw


 Ock, pada 1 Maret 2011 pukul 19:54

PEPAES (istilah dalam Jawa) ATAU HIASAN

PEPAES (istilah dalam Jawa) ATAU HIASAN

 

zaman cepat berganti...
semua berlalu begitu cepat....
umur semakin menua....
dari dulu yang anak2 cengeng sekarang telah menjadi fosil yang tiada guna

tidakkah kita sadar?
apakah memang kita selalu lupa diri..
begitu congkaknya dirikita bahkah kepada diri kita sendiri

kita tak sadar apa yang sedang kita pakai
kerudung misalnya...(SEMENTARA ITU DULU,,,YANG PECI YA CERITANYA KAPAN2 AJA...laen kali)
lho mengapa kok gak sadar?apa ada yang slah dengan kerudung?
tdak sama sekali.....
tapi mungkin kita belum bisa membedakan mana kerudung hati dan mana kerudung jasad..
kalo kerudung hati sifatnya pribadi,,,ada hijab2 yang sangat dalam...
kalo kerudung jasad bisa kita liat dng jelas bisa kita raba dan kita sentuh,,,,
lucunya orang suka salah kaprah..kalo orang berkerung itu pasti mendekati ke elokan ke feminiman ke anggunan...
belum tentu,,,,,karena banyak betebaran disudut2 kota,tempat hiburan,konser musik dsbnya..mereka semua berkerudung,,,,tapi ahlaknya ditunjukkan bahkan lebih buruk dari orang telanjang...mengapa?
berkerudung tapi pelukan dengan "yang bukan suaminya"..bahkan begitu PD nya foto itu dipampang di FB..kwkwkkw mungkin urat kemaluannya udah putus...dan ada yang
karena ia berkerudung tapi melakukan.....(sensor)....didepan mata....
betul?mendingan kerudungnya buat lap ompol anaknya kelak aja...betul tidak?
heheheehheheh stopppp spanengnya,,,,
eitssssssss bukan maksud memblow up kebobrokan ahlak saudari kita
tapi marilah kita memotivasi saudari kita untuk tdk memburuk keadaan.
saya percaya yang membaca catatan saya ini ahlaknya AJIB AJIB..WAH SAE DAH POKOKNYA
hehhhehe bagi yang cew semoga ja kalo ngaji sholawatan ya tinggkahe jo koyo jaran ucul....trus ditaleni majikane...
ngawet koyo tekek...SEKALI LG AKU PERCAYA TIDAK ADA HAL DEMIKIAN PADA YANG BACA CATATAN KU INI..YANG ADA ORANG SONO SONO...
ingat dawuhe kangjeng nabi...neraka itu dihuni lebih banyak wanita dr pada pria
hehhehe terjemahno dewe....
wanita juga yang melahirkan seorang nabi seorang pemimpin umat..
wanita juga yang menyusuinya...kwkkwk mosok wong lanang nyusui....pake dot kale
wanita (ibu) ada surga ditelapak kakinya..hehehhe coba liat ibu mu?
pemimpin daerah jg ibu..hehehe BUPATI
IBU PERTIWI
IBU ADALAH ORANG YANG PERTAMA KITA HORMATI seperti dwh kanjeng nabi sampek disebut 3x..
wah pokoknya wanita itu perhiasan yang sae...
sebaik-baiknya perhiasan yang tiada terukar dengan apapun ialah ENGKAU WANITA YANG SHOLIKHAH
suaramu laksana panggilan mesra
senyummu obat hati bagi suami
rayuanmu laksana motivasi bagi suami
masakanmu bagai koki nomor 1
wah pokoknya dechhhhhhh poreper gitu???
PERTANYAANYA SINGKAT....APAKAN SAUDARI KU SEDANG DALAM JALUR TRANSISI SEORANG WANITA SHOLIKHAH ITU?JIKA IYA SELAMAT...JIKA BELUM....KAPAN LAGI?????AYOLAH....ingat
rahimmu akan mengeluarkan apa yang ada dalam sifatmu yang kau terakumulasi jika keseharian mu baik,,insya ALLAH lahir seorang anak yang kelak memuliakanmu..
TAPI JIKA TIDAK...hehehhehehe pikir sendiri


oke.....ehhheeheh dah cukup capek aku ngetik..wis ah.......
tapi inspirasi ne ki jeh akeh...lain kali ya
jika ada pihak yang kurang senang atau bahkan ingin memakiku..silahkan aja tapi lewat in box,,,,,heheheheh itu mungkin memaki orang yang AGAK beretika....
karena catatanku mungkin jauh dari objektifitas....sori sori jek...wkkkwkkwk pissss damai
karena tidak ada maksud stitik pun mendiskriminasikan suatu individu..oke!!!

SEMUA KARYA CATATANKU ORIGINAL DESIGN by: Ock pada 5 Maret 2011 pukul 21:19
 

jadwal aktifitas al-khidmah

jadwal aktifitas al-khidmah mohon ditag kepada SELURUH ANGGOTA

assalamualaikum
to pecinta majlis al-khidmah dan para anggota...mohon maaf sebelumnya.ini sekedar masukan jika manfaat,jika tidak ya mohon dimaafkan aja..."gimana kalo pecinta majlis al-khidmah menusun jadwal kegiatan al-khidmah diseluruh daerah yang akan menyelenggarakan acara haul dsb.memang sudah disiarkan lewat rasika fm dan saat pertemuan khususi,namun untuk lebih kepada masyarakat luas alangkah baiknya majlis al-khidmah menyusun jadwal dan men-tag/inbox seluruh anggotanya.jangan kepada sebagian saja,itu kurang adil.mengingat ada sebagian saudara kita yang mungkin saat itu tdk hadir atau berada diluar negeri atau alasan lain.ini demi menginformasikan kepada seluruh pemerhati dan pecinta al-khidmah saja.heheheh suwun.maaf nggih,,,jika ada kata yang mungkin kurang sopan atau kurang bijak yang seharusnya tdk saya utarakan
assalamualaikum


oleh Ock pada 17 Maret 2011 pukul 10:42

kinerja departemen DISNAKERTRANS kudus kurang maksimal

Kinerja departemen DISNAKERTRANS kudus kurang maksimal (dalam hal pelayanan kepada masyarakat)


yang terhormat kepada pengawas departemen kudus,pihak yang terikat,pemda,maupun seluruh masyarakat kudus.
saya "kecewa" dengan DISNAKERTRANS KUDUS,karena pada awal masuk ruangan saja, sudah tersembur aura yang kurang mengenakan.terbukti saat anda(masyarakat kudus yang berkunjung kesitu khususnya)bertanya ataupun mau buat kartu kuning atau ak1 jawaban kurang mengenakan sering terlontar dari pegawai "yang hampir pensiun"itu saya tidak menyebutkan nama.hehehhe.dan pelayanannya sering tidak ramah,jika anda teryata mengalaminya jangan kaget,,,hehehhe wis biasa....pertama anda akan mendengan..duduk dulu mas/mbak!!!(dengan nada yang kurang enak didengar)kemudian saat giliran anda buat kartu kuning anda akan ditanya..nama?!!!(masih sma dengan nada kurang enak),,pendidikan...(jg sama)dst...anda akan merasakan sendiri dah...terlebih jika anda berpendidikan rendah...buktikan sendiri!!!
kemudian fasilitas disana ada fasilitas komputer yang terhubung dengan jaringan internet ada 4 buah komputer yang tersedia...tapi...............eh tapi.....yang hidup cuma 1 tok..padahal aku sering kesna tapi tetep 1 yang nyala.ketika aku tanya..rusak mas...kesana lagi,aku tanya rusak mas.....beberapa bulan kemudian..masih sama jawabannya kecut.com...hahahaha
mang ngapain aja kerjanya???padahal mungkin ada sarjana SI nya...gitu aja kok gak direspon...aku sudah email ke disnakertrans kudus..tapi tetep gak ada tanggapan...hahahahha
jadi kesimpulan SDM DISNAKERTRANS KUDUS perlu tingkatkan,perlu diawasi bahkan lebih ekstrim lagi diganti (tapi aku berani jamin gak bakalan...hahahhah meskipun udah usang).padahal sebelum jadi PNS tu kan ada pelatihan,janji dsb..tapi nihil ya?hahahaha hemmmm semoga ja...segera diperbaiki sistem,sdm,dan fasilitasnya...tapi aku gak berharap banyak...coz...
kemudian....aku ol di PT.POS kudus dah..hemmm tkhs PT.POS KUDUS????


oleh Ock, pada 17 Maret 2011 pukul 11:18

 

SAYANG YANG BIKIN PEYANG!

SAYANG YANG BIKIN PEYANG!

SAYANG
sayang tak kau liatkah mereka
mereka yang tercecer tak berguna
tak lebih dari sekedar jasad hidup
seperti zombi yang hanya dipuaskan dengan kenikmatan
kenikmatan mata
kenikmatan perut
kenikmatan kelamin
kenikmatan kekuasaan
mereka hilang
hilang segalanya
jangan....
jangan kau sebut aku sayang
jika.....
yang disebut sayang justru lebih sering membuat penderitaan
yang dipanggil sayang justu lebih sering hanya bersifat bualan
yang dipuja-puja seakan tiada duanya justru lebih sering jadi cacian belaka
yang disangka tak akan berdusta malah lebih parah dari perkataan tikus-tikus negara
ohhhh sayang dimanakah kau berada
akan kau menjadi target berikutnya dari orang yang tak beretika
mengesampingkan logika
membutakan mata
mengorbankan segalanya
menulikan telinga
mematikan hati
meletakkan wibawa jauh lebih rendah dari tai
merelakan kesucian
menyemaikan nafsu angkara murka

hanya....
demi gelar sayang....
oh sayang yang peyang!


puisi karya


Ock, 9 April 2011 pukul 21:50

Bacaan doa dalam berwudhu

Bacaan doa dalam berwudhu

Ketika membasuh tangan
بسم الله الرحمن الرحيم. الحمد للِه اللَّذِيْ جَعَلَ مَاءً طَهُوْرًا 
Ketika istinsyaq
اللهم اَرِحْنِيْ رَيْحَةَ الجَنَّةِ
Ketika berkumur
اللهم أَعِنِّيْ عَلَى ذِكْرِكَ وَ شُكْرِكَ وَ حُسْنِ عِبَادَتِكَ
Ketika membasuh wajah
اللهم بَيِّضْ وَجْهِي يَوْمَ تَبْيَضُّ وَ تَسْوَدُ الْوُجُوه
NB: bacaan tersebut ibaca setelah membaca niat wudhu
Ketika membasuh tangan

  1. a.     Kanan
اللهم تُعْطِي كِتَابِيْ بِيَمِيْنِيْ, وَحَاسِبْنِيْ حِسَابًا يَسِيْرًا
  1. b.    Kiri
وَلاَ تُعْطِي كِتَابِيْ بِشِمَالِيْ اَوْ وَرَاءَ ظَهْرِيْ                        
Ketika sebagian rambut
اللهم حَرِّمْ شَعْرِيْ وَ بَشَرِيْ عَلَى النَّارِ
Ketika mengusap kedua telinga
اللهم اجْعَلْنِيْ مِنَ اللَّذِيْنَ يَسْتَمِعُوْنَ القَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ اَحْسَنَهُ
Ketika membasuh kaki
اللهم ثَبِّتْ قَدَمِيْ عَلَى الصِّرَاطِ يَوْمَ يَزُلُّ فِيْهِ الاَقْدَام

ANAK PEREMPUAN VS AYAM

SHOLAWAT VS DANGDUTAN, ANAK PEREMPUAN VS AYAM


 
seorang guru seperti bisasa mengisi pengajian di suatu daerah di kota kudus.
sang guru dawuh...
"lha yo nek tak pikir2..sak iki ku lho wong nek mantu ku do salah kaprah..
contoh...
hukume hormati tamu iku wajib,,,,termasuk menehi sugatan,,,lan sanese...tapi sing akeh ku do salah kaprah nek khajatan...kadang2 sing diundang kajatan iku ancen wis nyagerno berkat...."bu mengko rak sah masak wong kue wis nyumbang mengko bengi bapak yo kajatan leh entuk berkat...nggeh pak...(ancen podo gokile pasangan suami istri iki...podo thoma')xiixixixi....
nek ngantenan sing akeh biasane kan ono semacam resepsi dsb...biasane diselingi orkesan dangdutan dsb...(kebiasaan ndeso lan kota jg bgtu)..up to you..nah sugatane biasane sing apik2....pakeane yo rapi2...minyak an wangi wis pokok e necis abis lah...yo biasane pake sound sistem sing apek....ngamplopi tukang sound,tukang foto,,,sing ngorjen..penyanyi kadang malah sing parah ada "surungane"(mbuh surungan opo?*red*)...
.tapi nek wayah melek an iku rak wis dadi (tradisi sing sae) diisi sholawatan al barjanji lan kadang2 ngundang pak yai ceramah sitik2 lah...tapi sing lucu iku jajane wis diwei sing turahan,,,,penyambutane karo sing maos sholawat yo sering kurang semestine..malah-malah kadang2 tuan rumah e rak persiapan nyiapke kitab al barjanji ne..plus rak ono anggaran/amplopi karo sing maos al barjanji...tur sering pakaiane yo angger2 an...mongko sholawat iku wujud cinta kita kepada baginda RASUL SAW...kokk malah dianggep remeh..sing luwih parah tuan rumahe bilang "sing sedelok wae mas,ge macem2 an"masya ALLAH.....!!!!
do salah kaprah kabeh iki.....jare sahadat ASHADU ALLAILAHA ILLLAH WA ASHADU ANNA MUHAMMADARRASULULLAH...tapi kok ya rak sadar ki wis nglecehake BAGINDA SAW....jelas iku...
jare kepingin dadi keluarga sing sakinah mawaddah warohmah tapi kok tindak lampahe secara alam bawah sadar malah mulyake setan ketimbang RASUL SAW....wis lah parah2 e minimal pasugatan sing kagem tiang ingkang maos AL BARJANJI iku podo...ngumbene yo wis lah angger teh botol...nek dangdutan wae teh botol nek sholawatan kok angger teh cam cam an siso wong nyumbang ku kepiye!!!!MASYA ALLAH..sing paling nyakiti perasaan ku nek tuan rumah e bilang "nang jupuk kitab dewe yo neng langgar"...dalam hati aku bilang "GUNDUL MU KANG!!!AKU KUWI TAMU KOK,MALAH MBOK KONGKON2(sedikit curhat boleh lah,,toh amalan maos solawat walau pun dg riya tetap diterima.ixixixiixixi
aku prihaten banget......gitu dawuhe yai..trus dilanjut...opo mungkin penyebabe wong tuo ne biyen luru pitik e yo ketimbang luru anak e
nek wayah surup ibu ne malah luru pitik e sing rung muleh...mbak pitik ku sing blonteng-blonteng neng ndi yo surup2 kok rung ngandang?
eeeee anak perawane dewe rung ngandang....digondol pejaka buaya malah gak dicari hingga malam terutama nek malem minggu....,mungkin iku akibate wong tuo ne dwe...malah2 parahe..dengan bangga sang ibu bilang....hehheehhe anak ku wis payu ra mbak..rak koyo anak mu rak ono sing ngapeli..rak ono sing mbonceng ke.....jam 10 ndek bengi lgi bali kok...(bgt celotehan rumpi para ibu sing bahlul...)...
berati pikirane rak sing penting anak perawanku cepet payu....hmmmmmm begitulah dawuhe yai.....aku hanya meneruskan
setuju tdk setuju itulah yang terjadi dimasyarakat kita...
ato lebih spesifik terjadi pada saudara kita ato mungkin dikeluarga kita(naudubika mindzalik)
hmmmmmmmmm bukan bermaksud mengklaim terhadap suatu kaum....keputusan apapun ada ditangan kita..hitam putih kehidupan kita lah sendiri yang menentukan...
sory mis/sister nek ada kata2 yang kurang berkenan...aku hanya iseng2 buat catatan dengan kata ''ndeso" yang sederhana karena sebagian besar kita memang dibesarkan didesa walau pun banyak jg yang malu ketika mereka menyebut desa...hemmmmmm kang lupa minyak goreng nya....xixixiixixixixi
monggo ambil segi positif e mawon


oleh Ock pada 1 Mei 2011 pukul 9:34
malam ahad 30 april 2011

Kau Ini Bagaimana Atau Aku Harus Bagaimana



Kau ini bagaimana?

kau bilang aku merdeka, kau memilihkan untukku segalanya
kau suruh aku berpikir, aku berpikir kau tuduh aku kafir

aku harus bagaimana?

kau bilang bergeraklah, aku bergerak kau curigai
kau bilang jangan banyak tingkah, aku diam saja kau waspadai

kau ini bagaimana?

kau suruh aku memegang prinsip, aku memegang prinsip kau tuduh aku kaku
kau suruh aku toleran, aku toleran kau bilang aku plin plan

aku harus bagaimana?

aku kau suruh maju, aku mau maju kau selimbung kakiku
kau suruh aku bekerja, aku bekerja kau ganggu aku

kau ini bagaimana?

kau suruh aku takwa, khotbah keagamaanmu membuatku sakit jiwa
kau suruh aku mengikutimu, langkahmu tak jelas arahnya

aku harus bagaimana?

aku kau suruh menghormati hukum, kebijaksanaanmu menyepelekannya
aku kau suruh berdisiplin, kau mencontohkan yang lain

kau ini bagaimana?

kau bilang Tuhan sangat dekat, kau sendiri memanggil-manggilnya dengan pengeras suara tiap saat
kau bilang kau suka damai, kau ajak aku setiap hari bertikai

aku harus bagaimana?

aku kau suruh membangun, aku membangun kau merusakkannya
aku kau suruh menabung, aku menabung kau menghabiskannya

kau ini bagaimana?

kau suruh aku menggarap sawah, sawahku kau tanami rumah-rumah
kau bilang aku harus punya rumah, aku punya rumah kau meratakannya dengan tanah

aku harus bagaimana?

aku kau larang berjudi, permainan spekulasimu menjadi-jadi
aku kau suruh bertanggungjawab, kau sendiri terus berucap wallahu a’lam bissawab

kau ini bagaimana?

kau suruh aku jujur, aku jujur kau tipu aku
kau suruh aku sabar, aku sabar kau injak tengkukku

aku harus bagaimana?

aku kau suruh memilihmu sebagai wakilku, sudah kupilih kau bertindak sendiri semaumu
kau bilang kau selalu memikirkanku, aku sapa saja kau merasa terganggu

kau ini bagaimana?

kau bilang bicaralah, aku bicara kau bilang aku ceriwis
kau bilang jangan banyak bicara, aku bungkam kau tuduh aku apatis

aku harus bagaimana?

kau bilang kritiklah, aku kritik kau marah
kau bilang carikan alternatifnya, aku kasih alternatif kau bilang jangan mendikte saja

kau ini bagaimana?

aku bilang terserah kau, kau tidak mau

aku bilang terserah kita, kau tak suka
aku bilang terserah aku, kau memakiku

kau ini bagaimana?
atau aku harus bagaimana?

1987
Mustofa Bisri (Gus Mus)

Hidup itu memang pertarungan hati


Hidup itu memang pertarungan hati

hidup itu memang pertarungan hati
Rabb tak mudah aku menjalani hidup ini tanpa bimbingan MU
tertatih....
terseret2....
terkadang terkesampingkan.....
begitu lemah kita
terhadap diri sendiri aja belum bisa mengatasi
apa lagi membalas kebaikan orang tua...
ampun Rabbb
ampuni segala dosa hamba dan kedua orang tua hamba...
beliau menaruh harapan begitu besar kepada hamba...
Ijinkan aku Rabb...angkatlah derajat kedua orang tua hamba...
orang tua yang rela tak makan sesuap nasi demi kebahagiaan hamba,,
RABB ampunnn
semakin dewasa semakin mengerti betapa pengorbanan orang tua
hamba mohon ketenangan hati
begitu mudah ALLAH melumat sesuatu yang indah hilang sirna tanpa menunggu waktu yang lama
begitu mudah sungguh mudah
ALLAH mencintai hambanya
sangat mencintai
kita lah yang sering tak tau diri terhadap NYA
kita minta ini itu...
kita munajat dengan Shalat Hajat,dengan usaha riil
kita mati2 an mengejar impian kita
terkadang ALLAh tak langsung kasih jawaban maupun isyarat pun tak tampak
begitu dalam
sangat dalam rahasia ALLAh
tak tersentuh oleh akal pikiran kita
apakah jika sekarang kita tidak peroleh bukan berarti ALLAH membenci kita
mungkin belum tepat
mungkin belum saatnya
mungkin waktunya belum pas
mungkin ada rencana lain ALLAh mempertemukan dengan impian kita
ALLAH Maha mengetahui apa yang tdk kita ketaui
angan kita
cita-cita kita
harapan kita
berdo'alah......
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran (al-Baqarah 2:186).
kita memang hamba yang lemah...lemah sekali tak punya kekuatan apapun
ya Rabb
Tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sungguh aku adalah termasuk orang-orang yang zhalim." (QS. Al-Anbiyâ': 87).
ALLAh pasti menjawab do'a kita
Rabb obati hati ini jika masih bergeliat dosa,penuh dengan iri dengki,dan terkadang belum bisa menerima apa yang menjadi kehendakmu,,tapi sesungguhnya aku sangat yakin akan semua keputusanmu itu yang terbaik bagi hamba
Rabb dekatkan semua yang baik bagi iman ku
keluarga ku
masa depanku
dan yang paling penting adalah ketika aku menghadapMU mereka masih mengingat aku
sungguh tak terkira bahagia hati jika mereka mengingatku walau jasad ini tak lagi ada
Rabb..semua tertulis di Lauh mahfud mu....
hamba sungguh hina dihadapan mu....
lapangkan hati hamba....
berilah kemudahan atas segala urusan hamba,,,,
amin.


Catatan OCK my favorite,, ^_^
14 agustus 2011
14 ramadhan 1432 pukul 9:43


GUS JAKFAR (Cerpen Gus Mus)

GUS JAKFAR

Di antara putera-putera Kiai Saleh, pengasuh pesantren "Sabilul Muttaqin" dan sesepuh di daerah kami, Gus Jakfar-lah yang paling menarik perhatian masyarakat. Mungkin Gus Jakfar tidak sealim dan sepandai saudara-saudaranya, tapi dia mempunyai keistimewaan yang membuat namanya tenar hingga ke luar daerah, malah konon beberapa pejabat tinggi dari pusat memerlukan sowan khusus ke rumahnya setelah mengunjungi Kiai Saleh. Kata Kang Solikin yang dekat dengan keluarga ndalem, bahkan Kiai Saleh sendiri segan dengan anaknya yang satu itu.
"Kata Kiai, Gus Jakfar itu lebih tua dari beliau sendiri," cerita Kang Solikin suatu hari kepada kawan-kawannya yang sedang membicarakan putera bungsu Kiai Saleh itu. "Saya sendiri tidak paham apa maksudnya."
"Tapi, Gus Jakfar memang luar biasa," kata Mas Bambang, pegawai Pemda yang sering mengikuti pengajian subuh Kiai Saleh. "Matanya itu lho. Sekilas saja mereka melihat kening orang, kok langsung bisa melihat rahasianya yang tersembunyi. Kalian ingat, Sumini yang anak penjual rujak di terminal lama yang dijuluki perawan tua itu, sebelum dilamar orang sabrang kan ketemu Gus Jakfar. Waktu itu Gus Jakfar bilang, 'Sum, kulihat keningmu kok bersinar, sudah ada yang ngelamar ya?'. Tak lama kemudian orang sabrang itu datang melamarnya."

"Kang Kandar kan juga begitu," timpal Mas Guru Slamet. "Kalian kan mendengar sendiri ketika Gus Jakfar bilang kepada tukang kebun SD IV itu, 'Kang, saya lihat hidung sampeyan kok sudah bengkok, sudah capek menghirup nafas ya?' Lho, ternyata besoknya Kang Kandar meninggal."

"Ya. Waktu itu saya pikir Gus Jakfar hanya berkelakar," sahut Ustadz Kamil, "Nggak tahunya beliau sedang membaca tanda pada diri Kang Kandar."

"Saya malah mengalami sendiri," kata Lik Salamun, pemborong yang dari tadi sudah kepingin ikut bicara. "Waktu itu, tak ada hujan tak ada angina, Gus Jakfar bilang kepada saya, 'Wah, saku sampeyan kok mondol-mondol; dapat proyek besar ya?' Padahal saat itu saku saya justru sedang kemps. Dan percaya atau tidak, esok harinya saya memenangkan tender yang diselenggarakan Pemda tingkat propinsi."

"Apa yang begitu itu disebut ilmu kasyaf?" tanya Pak Carik yang sejak tadi hanya asyik mendengarkan.
"Mungkin saja," jawab Ustadz Kamil. "Makanya saya justru takut ketemu Gus Jakfar. Takut dibaca tanda-tanda buruk saya, lalu pikiran saya terganggu."
***
Maka, ketika kemudian sikap Gus Jakfar berubah, masyarakat pun geger; terutama para santri kalong, orang-orang kampung yang ikut mengaji tapi tidak tinggal di pesantren seperti Kang Solikin yang selama ini merasa dekat dengan beliau. Mula-mula Gus Jakfar menghilang berminggu-minggu, kemudian ketika kembali tahu-tahu sikapnya berubah menjadi manusia biasa. Dia sama sekali berhenti dan tak mau lagi membaca tanda-tanda. Tak mau lagi memberikan isyarat-isyarat yang berbau ramalan. Ringkas kata, dia benar-benar kehilangan keistimewaannya.

"Jangan-jangan ilmu beliau hilang pada saat beliau menghilang itu," komentar Mas Guru Slamet penuh penyesalan. "Wah, sayang sekali! Apa gerangan yang terjadi pada beliau?"

"Ke mana beliau pergi saat menghilang pun, kita tidak tahu;" kata Lik Salamun. "Kalau saja kita tahu ke mana beliau pergi, mungkin kita akan mengetahui apa yang terjadi pada beliau dan mengapa beliau kemudian berubah."

"Tapi, bagaimanapun ini ada hikmahnya," ujar Ustadz Kamil. "Paling tidak, kini kita bisa setiap saat menemui Gus Jakfar tanpa merasa deg-degan dan was-was; bisa mengikuti pengajiannya dengan niat tulus mencari ilmu. Maka, jangan kita ingin mengetahui apa yang terjadi dengan gus kita ini hingga sikapnya berubah atau ilmunya hilang, sebaiknya kita langsung saja menemui beliau."

Begitulah, sesuai usul Ustadz Kamil, pada malam Jum'at sehabis wiridan salat Isya, saat mana Gus Jakfar prei, tidak mengajar; rombongan santri kalong sengaja mendatangi rumahnya. Kali ini hampir semua anggota rombongan merasakan keakraban Gus Jakfar, jauh melebihi yang sudah-sudah. Mungkin karena kini tidak ada lagi sekat berupa rasa segan, was-was dan takut.

Setelah ngobrol ke sana kemari, akhirnya Ustadz Kamil berterus terang mengungkapkan maksud utama kedatangan rombongan: "Gus, di samping silaturahmi seperti biasa, malam ini kami datang juga dengan sedikit keperluan khusus. Singkatnya, kami penasaran dan sangat ingin tahu latar belakang perubahan sikap sampeyan."
"Perubahan apa?" tanya Gus Jakfar sambil tersenyum penuh arti. "Sikap yang mana? Kalian ini ada-ada saja. Saya kok merasa tidak berubah."

"Dulu sampeyan kan biasa dan suka membaca tanda-tanda orang," tukas Mas Guru Slamet, "kok sekarang tiba-tiba mak pet, sampeyan tak mau lagi membaca, bahkan diminta pun tak mau."

"O, itu," kata Gus Jakfar seperti benar-benar baru tahu. Tapi dia tidak segera meneruskan bicaranya. Diam agak lama. Baru setelah menyeruput kopi di depannya, dia melanjutkan, "Ceritanya panjang." Dia berhenti lagi, membuat kami tidak sabar, tapi kami diam saja.

"Kalian ingat, saya lama menghilang?" akhirnya Gus Jakfar bertanya, membuat kami yakin bahwa dia benar-benar siap untuk bercerita. Maka serempak kami mengangguk. "Suatu malam saya bermimpi ketemu ayah dan saya disuruh mencari seorang wali sepuh yang tinggal di sebuah desa kecil di lereng gunung yang jaraknya dari sini sekitar 200 km kea rah selatan. Namanya Kiai Tawakkal. Kata ayah dalam mimpi itu, hanya kiai-kiai tertentu yang tahu tentang kiai yang usianya sudah lebih 100 tahun ini. Santri-santri yang belajar kepada beliau pun rata-rata sudah disebut kiai di daerah masing-masing."

"Terus terang, sejak bermimpi itu, saya tidak bisa menahan keinginan saya untuk berkenalan dan kalau bisa berguru kepada Wali Tawakkal itu. Maka dengan diam-diam dan tanpa pamit siapa-siapa, saya pun pergi ke tempat yang ditunjukkan ayah dalam mimpi dengan niat bilbarakah dan menimba ilmu beliau. Ternyata, ketika sampai di sana, hampir semua orang yang saya jumpai mengaku tidak mengenal nama Kiai Tawakkal. Baru setelah seharian melacak ke sana kemari, ada seorang tua yang memberi petunjuk."

'Cobalah nakmas ikuti jalan setapak di sana itu' katanya. 'Nanti nakmas akan berjumpa dengan sebuah sungai kecil; terus saja nakmas menyeberang. Begitu sampai seberang, nakmas akan melihat gubuk-gubuk kecil dari bambu. Nah, kemungkinan besar orang yang nakmas cari akan nakmas jumpai di sana. Di gubuk yang terletak di tengah-tengah itulah tinggal seorang tua seperti yang nakmas gambarkan. Orang sini memanggilnya Mbah Jogo. Barangkali itulah yang nakmas sebut Kiai siapa tadi?'

'Kiai Tawakkal.'

'Ya, Kiai Tawakkal. Saya yakin itulah orangnya, Mbah Jogo.'

"Saya pun mengikuti petunjuk orang tua itu, menyeberang sungai dan menemukan sekelompok rumah gubuk dari bambu."

"Dan betul, di gubuk bambu yang terletak di tengah-tengah, saya menemukan Kiai Tawakkal alias Mbah Jogo sedang dikelilingi santri-santrinya yang rata-rata sudah tua. Saya diterima dengan penuh keramahan, seolah-olah saya sudah merupakan bagian dari mereka. Dan kalian tahu? Ternyata penampilan Kiai Tawakkal sama sekali tidak mencerminkan sosoknya sebagai orang tua. Tubuhnya tegap dan wajahnya berseri-seri. Kedua matanya indah memancarkan kearifan. Bicaranya jelas dan teratur. Hampir semua kalimat yang meluncur dari mulut beliau bermuatan kata-kata hikmah."

Tiba-tiba Gus Jakfar berhenti, menarik nafas panjang, baru kemudian melanjutkan, "Hanya ada satu hal yang membuat saya terkejut dan tgerganggu. Saya melihat di kening beliau yang lapang ada tanda yang jelas sekali, seolah-olah saya membaca tulisan dengan huruf yang cukup besar dan berbunyi 'Ahli Neraka'. Astaghfirullah! Belum pernah selama ini saya melihat tanda yang begitu gambling. Saya ingin tidak mempercayai apa yang saya lihat. Pasti saya keliru. Masak seorang yang dikenal wali, berilmu tinggi, dan disegani banyak kiai yang lain, disurati sebagai ahli neraka. Tak mungkin. Saya mencoba meyakin-yakinkan diri saya bahwa itu hanyalah ilusi, tapi tak bisa. Tanda itu terus melekat di kening beliau. Bahkan belakangan saya melihat tanda itu semakin jelas ketika beliau habis berwudhu. Gila!"

"Akhirnya niat saya untuk menimba ilmu kepada beliau, meskipun secara lisan memang saya sampaikan demikian, dalam hati sudah berubah menjadi keinginan untuk menyelidiki dan memecahkan keganjialan ini. Beberapa hari saya amati perilaku Kiai Tawakkal, saya tidak melihat sama sekali hal-hal mencurigakan. Kegiatan rutinnya sehari-hari tidak begitu berbeda dengan kebanyakan kiai yang lain: mengimami salat jamaah; melakukan salat-salat sunnat seperti dhuha, tahajjud, witir,dsb.; mengajar kitab-kitab (umumnya kitab-kitab besar); mujahadah; dzikir malam; menemui tamu; dan semacamnya. Kalaupun beliau keluar, biasanya untuk memenuhi undangan hajatan atau- dan ini sangat jarang sekali- mengisi pengajian umum. Memang ada kalanya beliau keluar pada malam-malam tertentu; tapi menurut santri-santri yang lama, itu pun merupakan kegiatan rutin yang sudah dijalani Kiai Tawakkal sejak muda. Semacam lelana brata, kata mereka."

"Baru setelah beberapa minggu tinggal di 'pesantren bambu', saya mendapat kesempatan atau tepatnya keberanian untuk mengikuti Kiai Tawakkal keluar. Saya pikir, inilah kesempatan untuk mendapatkan jawaban atas tanda tanya yang selama ini mengganggu saya."

"Begitulah, pada suatu malam purnama, saya melihat Kiai keluar dengan berpakaian rapi. Melihat waktunya yang sudah larut, tidak mungkin beliau pergi untuk mendatangi undangan hajatan atau lainnya. Dengan hati-hati saya membuntutinya dari belakang; tidak terlalu dekat, tapi juga tidak terlalu jauh. Dari jalan setapak hingga ke jalan desa, Kiai terus berjalan dengan langkah yang tetap tegap. Akan ke mana beliau gerangan? Apa ini yang disebut semacam lelana brata? Jalanan semakin sepi; saya pun semakin berhati-hati mengikutinya, khawatir tiba-tiba Kiai menoleh ke belakang."

"Setelah melewati kuburan dan kebun sengon, beliau berbelok. Ketika kemudian saya ikut belok, saya kaget, ternyata sosoknya tak kelihatan lagi. Yang terlihat justru sebuah warung yang penuh pengunjung. Terdengar gelak tawa ramai sekali. Dengan bengong saya mendekati warung terpencil dengan penerangan petromak itu. Dua orang wanita- yang satu masih muda dan yang satunya lagi agak lebih tua- dengan dandanan yang menor sibuk melayani pelanggan sambil menebar tawa genit ke sana kemari. Tidak mungkin Kiai mampir ke warung ini, pikir saya. Ke warung biasa saja tidak pantas, apalagi warung yang suasananya saja mengesankan kemesuman ini.

'Mas Jakfar!' tiba-tiba saya dikagetkan oleh suara yang tidak asing di telinga saya, memanggil-manggil nama saya. Masyaallah, saya hampir-hampir tidak mempercayai pendengaran dan penglihatan saya. Memang betul, mata saya melihat Kiai Tawakkal melambaikan tangan dari dalam warung. Ah. Dengan kikuk dan pikiran tak karuan, saya pun terpaksa masuk dan menghampiri kiai yang saya yang duduk santai di pojok. Warung penuh dengan asap rokok. Kedua wanita menor menyambut saya dengan senyum penuh arti. Kiai Tawakkal menyuruh orang disampingnya untuk bergeser, 'Kasi kawan saya ini tempat sedikit!' Lalu, kepada orang-orang yang ada di warung, Kiai memperkenalkan saya. Katanya, 'Ini kawan saya, dia baru datang dari daerah yang cukup jauh. Cari pengalaman katanya'. Mereka yang duduknya dekat serta merta mengulurkan tangan, menjabat tangan saya dengan ramah; sementara yang jauh melambaikan tangan".

"Saya masih belum sepenuhnya menguasai diri, masih seperti dalam mimpi, ketika tiba-tiba saya dengar Kiai menawari, 'Minum kopi ya?!' Saya mengangguk asal mengangguk. 'Kopi satu lagi, Yu!' kata Kiai kepada wanita warung sambil mendorong piring jajan ke dekat saya. 'Silakan! Ini namanya rondo royal, tape goreng kebanggan warung ini! Lagi-lagi saya hanya menganggukkan kepala asal mengangguk."

"Kiai Tawakkal kemudian asyik kembali dengan 'kawan-kawan'-nya dan membiarkan saya bengong sendiri. Saya masih tak habis pikir, bagaimana mungkin Kiai Tawakkal yang terkenal waliyullah dan dihormati para kiai lain bisa berada di sini. Akrab dengan orang-orang beginian; bercanda dengan wanita warung. Ah, inikah yang disebut lelana brata? Ataukah ini merupakan dunia lain beliau yang sengaja disembunyikan dari umatnya? Tiba-tiba saya seperti mendapat jawaban dari tanda tanya yang selama ini mengganggu saya dan karenanya saya bersusah payah mengikutinya malam ini. O, pantas di keningnya kulihat tanda itu. Tiba-tiba sikap dan pandangan saya terhadap beliau berubah."

'Mas, sudah larut malam,'tiba-tiba suara Kiai Tawakkal membuyarkan lamunan saya. 'Kita pulang, yuk!' Dan tanpa menunggu jawaban saya, Kiai membayari minuman dan makanan kami, berdiri, melambai kepada semua, kemudian keluar. Seperti kerbau dicocok hidung, saya pun mengikutinya. Ternyata setelah melewati kebon sengon, Kiai Tawakkal tidak menyusuri jalan-jalan yang tadi kami lalui. 'Biar cepat, kita mengambil jalan pintas saja!' katanya."

"Kami melewati pematang, lalu menerobos hutan, dan akhirnya sampai di sebuah sungai. Dan, sekali lagi saya menyaksikan kejadian yang menggoncangkan. Kiai Tawakkal berjalan di atas permukaan air sungai, seolah-olah di atas jalan biasa saja. Sampai di seberang, beliau menoleh ke arah saya yang masih berdiri mematung. Beliau melambai. 'Ayo!' teriaknya. Untung saya bisa berenang; saya pun kemudian berenang menyeberangi sungai yang cukup lebar. Sampai di seberang, ternyata Kiai Tawakkal sudah duduk-duduk di bawah pohon randu alas, menunggu. 'Kita istirahat sebentar,' katanya tanpa menengok saya yang sibuk berpakaian. 'Kita masih punya waktu, insya Allah sebelum subuh kita sudah sampai pondok.'

Setelah saya ikut duduk di sampingnya, tiba-tiba dengan suara berwibawa, Kiai berkata mengejutkan, 'Bagaimana? Kau sudah menemukan apa yang kaucari? Apakah kau sudah menemukan pembenar dari tanda yang kaubaca di kening saya? Mengapa kau seperti masih terkejut? Apakah kau yang mahir melihat tanda-tanda menjadi ragu terhadap kemahiranmu sendiri?' Dingin air sungai rasanya semakin menusuk mendengar rentetan pertanyaan beliau yang menelanjangi itu. Saya tidak bisa berkata apa-apa. Beliau yang kemudian terus berbicara.

'Anak muda, kau tidak perlu mencemaskan saya hanya karena kau melihat tanda "Ahli Neraka" di kening saya. Kau pun tidak perlu bersusah-payah mencari bukti yang menunjukkan bahwa aku memang pantas masuk neraka. Karena, pertama, apa yang kau lihat belum tentu merupakan hasil dari pandangan kalbumu yang bening. Kedua, kau kan tahu, sebagaimana neraka dan sorga, aku adalah milik Allah. Maka terserah kehendak-Nya, apakah Ia memasukkan diriku ke sorga atau neraka. Untuk memasukkan hamba-Nya ke sorga atau neraka, sebenarnyalah Ia tidak memerlukan alasan. Sebagai kiai, apakah kau berani menjamin amalmu pasti mengantarkanmu ke sorga kelak? Atau kau berani mengatakan bahwa orang-orang di warung yang tadi kau pandang sebelah mata itu pasti masuk neraka? Kita berbuat baik karena kita ingin dipandang baik oleh-Nya, kita ingin berdekat-dekat dengan-Nya, tapi kita tidak berhak menuntut balasan kebaikan kita. Mengapa? Karena kebaikan kita pun berasal dari-Nya. Bukankah begitu?'

Aku hanya bisa menunduk. Sementara Kiai Tawakkal terus berbicara sambil menepuk-nepuk punggung saya. 'Kau harus lebih berhati-hati bila mendapat cobaan Allah berupa anugerah. Cobaan yang berupa anugerah tidak kalah gawatnya dibanding cobaan yang berupa penderitaan. Seperti mereka yang di warung tadi; kebanyakan mereka orang susah. Orang susah sulit kau bayangkan bersikap takabbur; ujub, atau sikap-sikap lain yang cenderung membesarkan diri sendiri. Berbeda dengan mereka yang mempunyai kemampuan dan kelebihan: godaan untuk takabbur dan sebagainya itu datang setiap saat. Apalagi bila kemampuan dan kelebihan itu diakui oleh banyak pihak'

Malam itu saya benar-benar merasa mendapatkan pemahaman dan pandangan baru dari apa yang selama ini sudah saya ketahui.

'Ayo kita pulang!' tiba-tiba Kiai bangkit. 'Sebentar lagi subuh. Setelah sembahyang subuh nanti, kau boleh pulang.' Saya tidak merasa diusir; nyatanya memang saya sudah mendapat banyak dari kiai luar biasa ini."

"Ketika saya ikut bangkit, saya celingukan. Kiai Tawakkal sudah tak tampak lagi. Dengan bingung saya terus berjalan. Kudengar azan subuh berkumandang dari sebuah surau, tapi bukan surau bambu. Seperti orang linglung, saya datangi surau itu dengan harapan bisa ketemu dan berjamaah salat subuh dengan Kiai Tawakkal. Tapi, jangankan Kiai Tawakkal, orang yang mirip beliau pun tak ada. Tak seorang pun dari mereka yang berada di surau itu yang saya kenal. Baru setelah sembahyang, seseorang menghampiri saya. 'Apakah sampeyan Jakfar?' tanyanya. Ketika saya mengiyakan, orang itu pun menyerahkan sebuah bungkusan yang ternyata berisi barang-barang milik saya sendiri. 'Ini titipan Mbah Jogo, katanya milik sampeyan.'

'Beliau di mana?' tanya saya buru-buru.

'Mana saya tahu?' jawabnya. 'Mbah Jogo datang dan pergi semaunya. Tak ada seorang pun yang tahu dari mana beliau datang dan ke mana beliau pergi.'

Begitulah ceritanya. Dan Kiai Tawakkal alias Mbah Jogo yang telah berhasil mengubah sikap saya itu tetap merupakan misteri."

Gus Jakfar sudah mengakhiri ceritanya, tapi kami yang dari tadi suntuk mendengarkan masih diam tercenung sampai Gus Jakfar kembali menawarkan suguhannya.

Thursday 16 May 2013

قصّة أبو سفيان مع هرقل


قصّة أبو سفيان مع هرقل

جار الحوار بين أبو سفيان مع سلطان الروم هرقل:
 قال عبد الله بن عباس أن ابا سفيان بن حرب اخبره: ان هرقل ارسل اليه في ركب من قريش, و كانوا في تجارة بارض الشام, فاتوه و هو بإيلياء, فدعاهم في مجلسه و حوله عظماء الروم.
 ثمّ دعا ترجمانه فقال: ايّكم اقرب نسبا بهذا الرجل الذي يزعم انه نبيّ؟ فقال ابو سفيان: انا اقربهم نسبا.
 قال ادنوه منّي و قربوا اصحابه فاجعلهم عند ظهره ثم قال لترجمانه: قل لهم إنّي سائل هذا عن هذا الرجل فإن كذبني فكذبوه
قال فو الله لولا الحياء من ان يؤثروا عليّ كذبا لكذبت عليه. ثمّ كان اوّل ما سألني عنه ان قال كيف نسبه فيكم؟ قلت: هو فينا ذو نسب.
 قال فهل قال هذا القول احد منكم قط قبله؟ قلت لا
قال: فهل كان من أبائه من ملك ؟ قلت لا,
قال: فأشرأف الناس يتبعونه أم ضعفاؤهم؟ قلت: بل ضعفاؤهم.
 قال: أيزيدون أم ينقصون؟ قلت:  بل يزيدون.
 قال: فهل يرتدّ احد منهم سخطة لدينه بعد ان يدخل فيه؟ قلت: لا.
قال: فهل انتم تنهمونه بالكذب قبل ان يقول ما قال؟ قلت: لا.
قال: فهل يغدر؟ قلت: لا, و نحن منه في مدّة لا ندري ما هو فاعل فيها-
قال ابو سفيان: و لم يمكني كلمة ادخل فيها شيئا غير هذه الكلمة.
 قال: فهل قاتلتموه؟ قلت: نعم. قال: فكيف كان قتالكم إيّاه؟ قلت: الحرب بيننا و بينه سجال. ينال منّا و ننال منه. قال: بماذا يأمركم؟
 قلت: يقول: اُعبدوا الله وحده ولاتشركوا به شيئا, واتركوا ما يقول آباؤكم. و يأمر نا بالصلاة و الصدق و العفاف و الصلة.
 فقال: للترجمان: قل له: سألتك عن نسبه؟ فذكرت أنه فيكم ذو نسب, فكذلك الرسل تبعث في نسب قومها. و سألتك: هل قال أحد منكم هذا القول؟ فذكرت أن لا فقلت: لو كان أحد قال هذا القول قبله لقلت رجل يتأسى بقول قيل قبله.
 و سألتك: هل كان من آبائه من ملك؟ فذكرت ان لا. قلت: فلو كان من آبائه من ملك قلت رجل يطلب ملك ابيه.
و سألتك: هل كنتم تتهمونه بالكذب قبل أن يقول ما قال؟ فذكرت أن لا.
 فقد عرفت أنه لم يكن ليذر الكذب على الناس و يكذب على الله.
 و سألتك: أشرف الناس إتبعوه أم ضعفاؤهم؟ فذكرت أن ضعفاؤهم إتبعوه, و هم اتباع الرسل.
و سألتك: أ يزيدون ام ينقصون؟ فذكرت أنهم يزيدون و كذالك امر الايمان حتى يتّم,
و سألتك: أيرتدّ أحد  سخطة لدينه بعد أن يدخل فيه؟ فذكرت أن لآ. و كذلك الايمان حين تخالط بشاشته القلوب.
و سألتك: هل يغدر؟ فذكرت أن لا, و كذلك الرسل لا يغدرون.
 و سألتك: بم يأمركم؟ فذكرت أنه يأمركم اُن تعبدوا الله وحده ولاتشركوا به شيئا, و ينها كم عن عبادة الاوثان, و يأمركم بالصلاة و الصدق و العفاف. فإن كان ما تقول حقّا فسيملك موضع قدميّ هاتين. و قد كنت أعلم أنه خارج. و لم اكن اظن أنّه منكم, فلو أنّي اعم أخلص إليه لتجشّمت لقاءه, و لو كنت عنده لغسلت عن قدميه. ثم دعا بكتاب رسول الله الذي بعث به دحية إلى عظيم بصري فدفعه إلى هرقل فقرأه فإذا فيه:
بسم الله الرحمن الرحيم, من محمد عبد الله و رسوله إلى هرقل عظيم الروم. سلام على من اتبع الهدى أما بعد: فإنى ادعوك بدعاية الاسلام. أسلم تسلم يؤتك الله أجرك مرّتين, فإن تولّيت فإنّ عليك إثم. "الأريسيين"
ö@è% Ÿ@÷dr'¯»tƒ É=»tGÅ3ø9$# (#öqs9$yès? 4n<Î) 7pyJÎ=Ÿ2 ¥ä!#uqy $uZoY÷t/ ö/ä3uZ÷t/ur žwr& yç7÷ètR žwÎ) ©!$# Ÿwur x8ÎŽô³èS ¾ÏmÎ/ $\«øx© Ÿwur xÏ­Gtƒ $uZàÒ÷èt/ $³Ò÷èt/ $\/$t/ör& `ÏiB Èbrߊ «!$# 4 bÎ*sù (#öq©9uqs? (#qä9qà)sù (#rßygô©$# $¯Rr'Î/ šcqßJÎ=ó¡ãB ÇÏÍÈ  
قال ابو سفيان: فلمّا قال ما قال و فرغ من قرأة الكتاب, كثر أنه الصخب, و ارتفعت الاصوات و أخرجنا فقلت لاصحاب حين أخرجنا: لقد بلغ من امر بن ابي كبشة أنه يخافه ملك بني أصفر. فما زلت موقنا أنه سيظهر حتي يدخل الله علي الاسلام.