Friday 10 May 2013

media pembelajaran, permainan bahasa

PERMAINAN BAHASA MAKALAH Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah: Media Pembelajaran Dosen pengampu: Alis Asikin, M.A. Disusun oleh: Nujumun Niswah (103211037) Nur I’anah (103211038) Nur Indah Wardani (103211039) FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2012 PERMAINAN BAHASA I. PENDAHULUAN Sejauh ini, belajar bahasa Arab masih kurang diminati oleh masyarakat jika dibandingkan dengan bahasa-bahasa yang lain. Hal ini dikarenakan umumnya bahasa Arab tidak menggema dalam lingkungan kehidupan sehari-hari. Untuk itu, guru perlu menciptakan suasana yang dapat menumbuhkan minat siswa yang tinggi untuk belajar bahasa Arab. Salah satu cara untuk menciptakan suasana yang nyaman dan menyenangkan dalam pembelajaran adalah dengan bermain. Dalam hal ini, dibutuhkan media pembelajaran yang dapat menarik minat dan mengaktifkan semua siswa dalam proses belajar-mengajar bahasa Arab. Dengan kata lain, peran media permainan tidak kalah penting dengan peran kompetensi guru yang memadai dalam kompetensi. Kaitannya dengan hal tersebut, penulis dalam makalah ini akan sedikit banyak mengupas tentang hal-hal yang berhubungan dengan permainan bahasa Arab. II. RUMUSAN MASALAH Dari latar belakang permasalahan tema makalah ini, pemakalah merumuskan batasan-batasan masalah yang akan dibahas sebagai berikut: A. Apa pengertian dan hakikat permainan bahasa? B. Apa pentingnya menngunakan permainan bahasa dalam pembelajarn bahasa Arab? C. Bagaimana ciri-ciri permainan bahasa yang baik? D. Apa saja macam-macam permainan bahasa yang ada? Dan apa tujuan dari masing-masing permainan tersebut? III. PEMBAHASAN A. Pengertian dan Hakikat Permainan Bahasa Istilah permainan, menurut pengertiannya adalah situasi atau kondisi tertentu saat seseorang mencari kesenangan atau kepuasan melalui suatu aktivitas atau kegiatan bermain. Permainan merupakan suatu aktivitas yang bertujusn memperolehketerampilan tertentu dengan cara menggembirakan seseorang. Kegiatan bermain berhubungan dengan kegiatan interaksi seseorang dengan orang lain, atau barang (mainan). Dengan permainan, seseorang memperoleh manfaat menemukan identitas, mempelajari sebab akibat, mengembangkan hubungan, mempraktikan kemampuan, serta mempengaruhi segenap faktor dan aspek kehidupan. Permainan merupakan sarana yang efektif dan efisien serta penting untuk menghibur, mendidik, memberikan dampak positif, dan membesarkan setiap pribadi. Parten, dalam Dockett dan Fleer, memandang kegiatan bermain sebagai sarana sosialisasi. Melalui bermain, diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik dalam bereksplorasi, berkreasi dan belajar secara menyenangkan. Adapun yang dimaksud dengan permainan bahasa adalah cara mempelajari bahasa melalui permainan. Permainan bahasa merupakan aktifitas yang dirancang dalam pengajaran dan berhubungan dengan kandungan isi pelajaran secara langsung atau tidak langsung. Suatu kegiatan dapat disebut permainan bahasa apabila suatu aktivitas tersebut mengandung unsur kesenangan dan melatih keterampilan berbahasa atau unsur bahasa tertentu. Apabila permainan menimbulkan kesenangan, namun tidak memperoleh keterampilan berbahasa maka permainan tersebut tidak bisa disebut permainan bahasa, begitupun sebaliknya, apabila suatu kegiatan bertujuan melatih keterampilan berbahasa, namun tidak ada unsur kesenangan maka kegiatan tersebut tidak disebut permainan bahasa. B. Urgensi Permainan Bahasa Belajar Bahasa Arab (asing) berbeda dengan belajar bahasa ibu, oleh karena itu prinsip dasar pengajarannya harus berbeda, baik menyangkut metode (model pengajaran), materi, ataupun medianya. Dalam hal ini permainan bahasa mempunyai peran sangat penting dalam pembelajaran bahasa Arab, urgensinya yaitu: 1. Diperlukan agar peserta didik tidak jenuh dan bosan dalam belajar. 2. Untuk menepis persepsi negatif peserta didik terhadap bahasa Arab 3. Pembelajaran bahasa Arab lebih menyenangkan dan variatif C. Ciri-ciri Permainan Bahasa yang Baik Permainan bahasa yang baik itu bukan sebatas permainan, tetapi harus mempengaruhi siswa dalam penguasaan bahasa. Selain itu, juga dapat membantu siswa mempelajari materi bahasa yang lebih daripada sekedar aktivitas bermain itu sendiri. Berikut ciri-ciri permainan bahasa yang baik dan cocok dipraktikkan dalam pengajaran bahasa: 1. Dapat mengukuhkan dan meningkatkan penguasaan bahasa, seperti mendengar, berbicara, membaca, dan menulis. Selain itu juga dapat meningkatkan penguasaan unsur bahasa. (kosa kata dan tata bahasa). 2. Mempunyai rangsangan dan bahan yang menarik sesuai dengan tingkat penguasaan bahasa pelajar. 3. Memberikan peluang kepada siswa untuk bertindak secara aktif dan positif serta dapat meningkatkan minat mereka. 4. Melibatkan peserta didik secara aktif, baik dalam kelompok maupun kelas. 5. Mempunyai petunjuk dan peraturan yang jelas serta mudah dipahami. 6. Dapat dijalankan dalam jangka waktu dan tempat yang sesuai agar pembelajaran dapat dicapai secara objektif. D. Macam-macam Permainan Bahasa dan Tujuannya Unsur ketrampilan berbahasa terdiri dari empat macam, yaitu: istima’, kalam, qiro’ah, dan kitabah. Dalam rangka pembelajaran dan penempaan keempat macam ketrampilan tersebut, terdapat aneka ragam permainan bahasa edukatif yang bisa digunakan sebagai media pembelajarannya. Secara garis besar, ada empat kelompok permainan bahasa yang akan sedikit diulas dalam makalah ini. Pertama, permainan ejaan, kosakata, dan kalimat. Kedua, permainan berbicara. Ketiga, permainan menulis. Keempat, permainan mendengar. 1. Permainan ejaan, kosakata, dan kalimat Ada beberapa permainan yang bisa diterapkan dalam hal ejaan, kosakata, dan kalimat dalam bahasa Arab, antara lain: a. Mengenali anggota badan dengan lagu Permainan ini bertujuan mengenalkan siswa terhadap anggota badan menggunakan lagu. Dalam permainan ini diperlukan lagu tentang anggota badan berbahasa Indonesia yang sudah ada. Cara bermainnya adalah dengan mengajak siswa bernyanyi lagu tersebut, lalu lirik lagu tersebut kita gubah ke dalam bahasa Arab. b. Komunikata cepat Tujuan dari permainan ini adalah agar siswa dapat memproduksi kata dengan cepat, logis dan tepat. Alat yang diperlukan antara lain: telinga (pendengaran), penglihatan, pikiran, dan mulut (pengucapan dan pelafalan). Dalam permainan ini siswa dituntut untuk jeli dan teliti mendengarkan kata-kata dari teman sebelumnya. Cara bermain: Siswa diajak bermain dengan menyambung huruf terakhir menjadi sebuah kata baru. Kata kunci permainan ini adalah memanfaatkan suku kata terakhir sebagai kata pertama. Siswa berikutnya tidak boleh menyebutkan kata yang sama dan disebutkan oleh temannya. Misalnya ضَرَبَ, sudah disebutkan berarti kata ini sudah tidak boleh disebutkan lagi. Kata umpan pertama bisa dari guru. Kemudian, dilanjutkan oleh siswa-siswa berikutnya. Siswa yang tidak bisa melanjutkan kata dari teman sebelumnya bisa diberi hukuman. Permainan ini bisa juga dilakukan secara lisan maupun tertulis. Apabila permainan ini dilaksanakan secara tertulis dapat digunakan untuk melatih ejaan, yaitu berkaitan dengan pemenggalan suku kata. Peningkatan taraf kesulitan permainan dapat dilakukan dengan menambah ketentuan-ketentuan lain yang lebih berat, misalnya kata-kata yang digunakan harus bersuku kata tiga, atau berupa kata benda, atau kata kerja, dan lain-lain. c. Tusuk kata Permainan ini bertujuan agar siswa dapat meneglompokkan jenis kata dan menambah perbendaharaan kata. Permainan ini cocok untuk mengajarkan identifikasi dan pengelompokkan. Misalnya, identifikasi macam-macam kalimat, ciri-ciri kalimat, membedakan huruf jar, jazm, dan lain sebagainya. Alat yang diperlukan dalam permainan adalah lidi dan kertas. Bentuk dari kertas ini seperti lingkaran-lingkaran kecil yang bertuliskan kosa kata Arab. Cara bermain game ini adalah saebagai berikut: 1) Guru membuat lingkaran-lingkaran kecil seperti daging dari kertas manila. 2) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok. 3) Guru memberikan instruksi tentang mekanisme tusuk kata (pemainan tusuk kata) kepada masing-masing kelompok. 4) Masing-masing kelompok mencari dan mengumpulkan kelompok yang telah diacak dan menyusunnya dengan menusukkan kata (sejenis) yang sesuai dengan kelompok kata tersebut. 5) Siswa mencari, mendiskusikan, dan mengklasifikasi kata sesuai dengan bagiannya masing-masing. 6) Setelah game selesai, tiap kelompok mengirim perwakilan untuk mempresentasikan hasil diskusinya. d. Strip story (potongan kertas) Teknik strip story dengan memakai kepingan kertas mula-mula dicetuskan oleh Prof. R.E. Gibson dalam majalah TESL Quarterly (vol. 9 no. 02) yang kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Mary Ann dan John Boyd dalam TOESL Newsletter dan dijelaskan dengan pengalaman langsung di lapangan oleh Carol Lamelin di majalah yang sama. Fathul Mujib juga menyebutkan permainan yang sama dalam bukunya Metode Permainan-permainan Edukatif dalam Belajar Bahasa Arab tetapi dengan nama yang berbeda yaitu Broken square (kotak pecah), hanya saja dalam buku ini permainan tersebut disajikan dengan lebih sederhana dengan tanpa melibatkan kemampuan memori siswa. Tujuan dari permainan ini adalah membantu kemampuan siswa dalam mengurutkan kalimat secara tepat dan benar. Teknik lewat media ini bertitik tolak dari suatu approach yang menggunkan aktivitas komunikasi yang sesungguhnya agar kelak siswa dapat dengan mudah dan tidak sungkan untuk berkomunikasi dengan bahasa asing. Berikut secara detail cara penggunaan dan pembuatan permainan strip story: 1) Sebelum masuk kelas - Guru memilih suatu topik cerita dalam muthola’ah atau mahfuzhah yang kira-kira dapat dibagi rata kalimat-kalimatnya kepada siswa. - Kalimat-kalimat tersebut ditulis atau diketik dengan jelas dengan mengosongkan ruang ekstra antara setiap kalimat dengan kalimat. - Lembaran kisah tersebut dipotong-potong dengan gunting menjadi berkeping-keping dengan satu kalimat untuk satu kepingan/potongan. 2) Dalam kelas - Kepingan-kepingan kertas yang berisi kalimat-kalimat itu dibagi-bagikan secara random kepada siswa. - Guru meminta siswa menghafal luar kepala kalimatnya dalam sekejap (satu-dua menit). Siswa-siswa dilarang menulis apa-apa atau memperlihatkan kalimatnya kepada orang lain. - Guru meminta murid untuk mengumpulkan kembali strip tersebut - Guru meminta para siswa untuk berdiri dari kursi. Kalau kelas besar atau murid banyak, mereka dibagi per grup. - Siswa sibuk berusaha menyusun cerita - Setelah kalimat itu teratur rapi dalam bentuk sebuah cerita dan mereka setuju, mereka lalu berdiam diri. - Setiap individu menyebut kalimatnya secara berturut sehingga berbentuk satu cerita yang teratur. - Kalau waktu masih mengizinkan, murid-murid bisa diminta untuk menulis kisah tersebut dalam buku mereka dan mereka saling mendiktekan kalimat mereka dengan temannya. - Setelah semua dilakukan oleh murid, teks asli cerita tersebut dibagikan atau diperlihatkan melalui overhead projector. Di sini terlihat bahwa median potongan-potongan kertas stir story bisa dipakai untuk mata pelajaran: imla’, muhadatsah, muthola’ah, mahfuzhah, dan insya’. 2. Permainan berbicara Permainan bahasa yang berkaitan dengan ketrampilan berbicara antara lain: a. Ular tangga Permainan bahasa ular tangga adalah permainan yang menggunakan media papan atau kertas ular tangga. Tujuan dari permainan ini adalah melatih kecepatan siswa dalam berbicara. Beberapa alat yang diperlukan dalam permainan ini yaitu: papan, kertas ular tangga yang dilengkapi gambar, dan dadu. Dadu tidak harus seperti dadu umumnya, guru bisa membuat dadu sendiri dengan angka Arab. Cara bermain: - Guru menyiapkan media ular tangga (guru bisa membuat istilah sendiri) - Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok - Aturan main sama persis seperti permainan ular tangga pada umumnya. Ketika siswa berhenti pada satu kotak, maka ia harus berbicara apa saja yang berhubungan dengan sesuatu di kotak tersebut. b. Terka aksi Permainan ini bertujuan melatih kecermatan dan kreativitas siswa. alat yang dibutuhkan dalam permainan ini hanya kartu aksi. Cara bermain: guru membagikan kartu aksi kepada masing-masing kelompok. Satu kelompok bisa terdiri atas dua orang atau lebih. Salah satu siswa bertugas menjadi peraga dari kartu aksi tersebut. Dia harus melakukan gerakan (berupa aktivitas atau aksi) sesuai dengan kartu yang dipegangnya. Sedangkan siswa yang lain menebak gerakan tersebut. Guru atau siswa mempraktikkan aksi tersebut layaknya pemain antonim. Ia hanya boleh bergerak menyerupai aksi tertentu, tetapi tidak boleh menyebutkan nama aksinya menggunakan suara. c. Cerita berantai Cerita berntai merupakan permainan yang bertujuan melatih kecermatan, kreativitas, dan kecepatan siswa. alat yang harus dipersiapkan dalam permainan ini berupa buku bacaan atau materi yang akan dijadikan bacaan acuan bagi guru. Cara bermain: siswa dibagi menjadi beberapa kelompok atau individual. Guru memulai cerita, lalu menunjuk siswa atau kelompok untuk meneruskan cerita. Setiap individu atau kelompok harus memperhatikan apapun yang diucapkan oleh kelopok lainnya. Sebab guru dapat menunjuk siapapun untuk meneruskan cerita. Jangan lupa, guru harus memberi batas waktu kepada siswa atau kelompok untuk berpikir dalam waktu yang ditentukan. 3. Permainan menulis Permainan bahasa yang terkait dengan ketrampilan menulis antara lain: a. Menggandeng huruf Permainan ini bertujuan agar siswa mengenal abjad dan melatih mereka menggandeng huruf huruf hijaiyah. Beberapa alat yang diperlukan antara lain kertas, pulpen, dan buku iqra’ sebagai alat peraga. Cara bermain: - Guru menyediakan gambar sebagai kata kunci, dan potongan kalimat - Guru membagi selembar kertas kepada masing-masing siswa yang berisi gambar sebagai kata kunci, dan beberapa potongan kalimat ayang disertai terjemahannya. Siswa menggandeng kalimat yang terpotong itu menjadi susunan yang benar. b. Menulis kalimat terpanjang Permainan ini bertujuan agar siswa berlatih memikirkan kata-kata yang tepat dan merangkainya dalam urutan logis berdasarkan tata bahasa yang benar dan tepat. Alat-alat yang diperlukan dalam permainan ini antara lain: pulpen atau spidol dan kertas. Permainan ini bisa dimainkan secara individu atau kelompok. Cara bermain: - Guru membuat beberapa kelompok. - Setiap kelompok berdiri sejajar atau berbaris. Tiap barisan diberi satu kertas dan pulpen atau spidol. - Setiap barisan harus membuat kalimat yang berarti. Setiap barisan hanya boleh menuliskan satu kata dan dilakukan secara berurutan dimulai dari peserta paling ujung yang satu sampai ujung yang lain. - Jika kalimat belum selesai sampai pada orang yang terakhir, maka diulang lagi sampai kepada orang yang pertama, sampai kalimat berhenti dan benar. c. Teka-teki silang Permainan ini dapt membantu siswa berpikir cepat, logis, dan tepat. Tujuan dari permainan ini adalah untuk melatih siswa memikirkan kata-kata yang tepat untuk mengisi kolom-kolom kosong, baik mendatar atau menurun. Beberapa alat yang diperlukan: kolom gambar TTS difoto copy sebesar mungkin, dan ditaruh atau ditempel di papan tulis. Permainan ini bisa dimainkan dalam kelompok atau imdividu. Cara bermain: - Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok. - Guru memberikan instruksi tentang mekanisme TTS kepada masing-masing kelompok. Masing-masing kelompok mencari dan menemukan kosa kata dan menuliskannya di kolom, baik mendatar maupun menurun. - Setelah game selesai, tip kelompok mengirim perwakilan untuk mempresentasikan hasil diskusinya kemudian masing-masing perwakilan kelompok menulis dan mengisi TTS yang difoto copy perbesar di papan tulis 4. Permainan mendengar Di antara permainan bahasa yang bisa digunakan untuk pembelajaran ketrampilan istima’ yaitu: bisik kata. Permainan ini dinamakan bisik berantai karena setiap pemain secara berurutan harus membisikkan suatu kalimat kepada pemain berikutnya. Kalimat yang dibisikkan adalah kalimat hasil menyimak bisikan pemain sebelumnya. Materi yang dikomunikasikan disesuaikan dengan taraf perkembangan peserta didik. Pola kalimat yang dibisikkan hendaknya sejalan dengan pola kalimat yang diajarkan, dan bukan pola kalimat yang sudah dihafal peserta didik. IV. SIMPULAN 1. Perminan bahasa adalah cara mempelajari bahasa melalui permainan. Suatu kegiatan bisa dinamakan permainan bahasa apabia suatu aktifitas tersebut mengandung unsur ketenangan dan melatih keteranpilan berbahasa atau unsur bahasa tertentu. 2. Pentingnya permainan bahasa dalam pembelajaran bahasa Arab adalah untuk menghilangkan perspektif bahwa bahasa Arab itu sulit, juga agar pembelajaran lebih menyenanglan dan variatif. 3. Ciri-ciri permainan bahasa yang baik adalah mempunyai rangsangan dan bahan yang menarik sesuai dengan tingkat penguasaan bahasa pelajar. 4. Macam-macam permainan bahasa terkelompokan menjadi empat, yaitu: permainan ejaan, menyimak, berbicara dan menulis. V. PENUTUP Alhamdulillah, dengan seizinNya pemakalah dapat menyelesaikan penulisan dan penyusunan makalah ini dengan baik. Semoga makalah yang singkat ini dapat bermanfaat bagi para pendidik umumnya, dan bagi para guru maupun calon guru khususnya. Dengan disajikannya makalah ini ke hadapan para pembaca, pemakalah juga menyajikan banyak kesalahan dan kekurangan baik dalam segi materi, bahasa maupun teknik penulisan. Oleh karena itu, dengan segenap kerendahan hati tim pemakalah mengaharap kritik dan saran yang konstruktif nan komprehensif dari para pembaca untuk dijadikan bahan evaluasi makalah ini dan agar dapat menjadi acuan bagi makalah kelak yang akan datang.

No comments:

Post a Comment