Tuesday 14 May 2013

Metode Langsung

METODE LANGSUNG MAKALAH Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah: Metodologi Pembelajaran Dosen pengampu: Tuti qurrotu ’ani, M.A. Disusun oleh: Nujumun Niswah (103211037) Nur I’anah (103211038) Nur Indah Wardani (103211039) FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2012 METODE LANGSUNG I. PENDAHULUAN Pembelajaran bahasa Asing, khusunya bahasa Arab tidak bisa hanya dengan mengandalkan kapasitas keilmuan guru saja. Akan tetapi, agar materi mudah diserap dan dipahami siswa, bahasa Arab harus disampaikan dengan metode-metode pembelajaran yang variatif, karena bahasa Arab sejatinya bukan bahasa ibu. Metode langsung merupakan salah satu metode yang digunakan dalam pembelajaran dan pengajaran bahasa, metode ini merupakan metode yang meninggalkan bahasa ibu dan sama sekali tidak menggunakannya. Metode langsung berasumsi bahwa belajar bahasa yang baik adlah belajar langsung menggunkan bahasa, secara intensif dalam komunikasi. Orientasi metode ini adlah penggunaan bahasa di masyarakat. Penggunaannya di kelas harus seperti penutur asli. Metode langsung merupakan metode latihan dan pembiasaan berbahasa asing agar lebih familiar bagi para peserta didik, mengingat bahasa asing bukanlah bahasa sehari-hari mereka. Dengan demikian, pemakalah kaitannya dengan hal tersebut akan mengulas sedikit tentang metode langsung, penggunaan, dan hal-hal lain yang berkenaan dengan tema tersebut. II. RUMUSAN MASALAH Dari latar belakng permasalahan tersebut, pemakalah memberikan batasan atau rumusan masalah pada makalah ini sebagai berikut: A. Apa latar belakang metode langsung? B. Bagaimana konsep dasar metode langsung? C. Apa ciri-ciri dari metode langsung? D. Bagaimana langkah penggunannya? E. Apa kelebihan dan kekurangan metode langsung? III. PEMBAHASAN A. Latar Belakang Metode Langsung Metode langsung (al-thariqah al-mubasyarah/ direct method) dikembangkan oleh Charles Berlitz, seorang ahli dalam pengajaran bahasa di Jerman menjelang abad ke-19. Faktor kemunculannya dilatar belakangi oleh penolakan atau ketidakpuasan terhadap metode gramatika dan tarjamah. Pada saat itu memang metode gramatika dan tarjamah merupakan metode pengajaran bahasa kedua dan asing yang populer. Akan tetapi di tengah kepopulerannya muncul banyak ketidakpuasan di banyak kalangan, sehingga muncullah kritik bahkan penolakan terhadap metode ini Meskipun metode langsung merupakan reaksi kuat terhadap metode tata bahasa dan terjemah, namun orang-orang telah lebih dulu menggunakannya dalam mengajarkan bahasa asing. Penggunaan metode ini telah berlangsung sekitar abad ke-15, ketika para pemuda Romawi diberi pelajaran bahasa Yunani oleh guru-guru bahasa dari Yunani. Namun penggunaan metode langsung pada waktu itu tidak benar-benar sebagai metode langsung, “kelangsungannya” dapat dikatakan tidka murni seratus persen, sebab dalam beberapa hal masih menggunakan bahas ibu dan kedua. Baru mulai tahun 1920-an, beberapa ahli pengajaran yang secara terpisah menggunakana metode langsung secara murni dan sistematis. Metode ini dinamakan metode langsung, sebab guru langsung menggunakan bahasa asing (bahasa Arab) yang sedang diajarkan selama pelajaran, sedangkan bahasa murid tidak boleh digunakannya. Dalam menjelaskan arti kata-kata sukar atau kalimat, hanya boleh menggunakan gambar dan peragaan. B. Konsep Dasar Metode Langsung Metode langsung berasumsi bahwa .belajar bahasa asing sama dengan bahasa ibu, yakni menggunakan bahasa secara langsung dan intensif dalam komunikasi (Nababan, 1993: 15). Menurut metopde ini para pelajar belajar bahasa asing dengan cara menyimak dan berbicara, sedangkan membaca dan mengarang dapat dikembangkan demikian. Oleh karena itu mereka harus dibiasakan berpikir menggunakan bahasa asing, maka untuk mencai ini semua penggunaan bahasa ibu harus ditiadakan sama sekali, bahkan ata bahasa dalam metode ini tidak terlalu diperhatikan (Ba’labaki, 1990: 151), sebab metode ini menekankan aspek bagaimana agar pelajar pandai menggunakan bahasa asing yang dipelajari, bukan pandai tentang bahasa asing yang dipelajari, tata bahasa hanya diberikan melalui situasi (kontekstual) dan dilakukan secara lisan, bukan dengan cara menghafal kaidah-kaidah. Metode langsung memiliki tujuan agar para pelajar mampu berkomunikasi dengan bahasa asing yang dipelajarinya seperti pemilik bahasa ini. Untuk mencapai kemampuan ini, para pelajar diberi banyak latihan secara intensif,. Latihan-lat han ini diberikan dengan asosiasi langsung dengan kata-kata-kalimat dengan maknanya melalui peragaan, gerakan, mimik muka, dan sebagainya (Al-khuli, 1982: 22). Dengan tidak menggunakan bahasa ibu, pelajar dipandang bisa memahami kata-kata atau kalimat yang dikemukakan. Dari konsep metode langsung diatas, dapat disimpulkan bahwa karateristik metode langsung adalah: a. Berbahasa adalah berbicara, maka berbicara merupakan aspekyang harus diprioritaskan. Jika ada materi dalam bentuk bacaan, maka bacaan itu pertama kali disajikan secara lisan. b. Sejak dini –pelajar dibiasakan berfikir dengan menggunakan bahasa asing yang dipelajari. Cara ini dilakukan agar pelajar pandai menggunakan bahasa asing secara otomatis layaknya bahasa ibu. c. Bahasa ibu dalam metode ini tidak digunakan. d. Tidak begitu memperhatikan tata bahasa, kalaupun ada hanya diberikan dengan mengulang-ngulang contoh kalimatsecara lisan, bukan denagn menjelaskan definisi atau menghafalkannya. e. Ada asosiasi langsung antara kata-kata atau kalimat dengan makna yang dimaksud melalui peragaan, gerakan, mimik muka, dan sebagainya. f. Untuk memantapkan pelajar dalam menguasai bahasa asing yang dipelajari, pengajar memberikan latihan berulang-ulangdengan contoh dan hafalan. Ada yang perlu diperahatikan dalam metode ini, bahwa metode langsung menyamakan antara belajar bahasa asing dengan belajar bahasa ibu, maka preoses dan perolehanya dianggap sama. Pandangan tersebut tidak sepenuhnya benar, sebab psikologi belajar bahasa ibu dan bahasa asing adalah berbeda. Dalam pemerolehan bahasa ibu, seorang anak tidak ada pilihan lain, dan ia merasa ada kebutuhan untuk berkomunikasi lisan dengan oran glain disekelilingnya, kebutuhsn ini dipenuhi dengan menguasai bahasa ibu secepat mungkin, sedangkan dalam pemerolehan bahasa asing, seorang pelajar tidak merasakan adanya kebutuhan yan gmendesak, dan ia mengetahui masih ada pilihan lain yakni menggunakan bahasa ibu. Perbedaan karakteristik perolehan masing-masing bahasa ini tentu saja berpengaruh pada karakteristik pengajarannya. Ahli bahasa memberikan kritikan terhadap metode langsung, antara lain: a. Menyamakan perhatian terhadap penguasaan bahasa ibu dengan penguasaaan bahasa asing tidaklah tepat, sebab ada hal-hal yang memang tidak bisa disamakan. b. Karakteristik pemerolehan bahasa ibu dengan bahadsa asing tidak sama, maka penggunssn metode langsung dalam pengajaran bahasa asing justru akan menghabiskan banyak waktu dan tenaga. Oleh sebab itu, ada yang memandang secara ekstrim bahwa metode langsungsebenarnya tidak memberikan pengaruh yang efektif dalam belajar bahasa asing. c. Kurang perhatian terhadap aspektata bahasa mengakibatkan kehilangan perhatian terhadap unsur inti bahasa, yakni kalimat (jumlah) yang harus disusun berdasarkan tata bahasa. C. Karakteristik Metode Langsung Dalam praktiknya, metode langsung ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1. Pengajaran kelas secara eksklusif dilaksanakan dalam bahasa sasaran. 2. Hanya kosakata dan kalimat sehari-hari yang diajarkan. 3. Ketrampilan berkomunikasi lisan dibangun secara bertahap dan teratur. 4. Tata bahasa diajarkan secara induktif. 5. Butir-butir pengajaran baru diperkenalkan secara lisan. 6. Kosa kata konkret diajarkan melalui demonstrasi, objek-objek atau gambar-gambar; kosakata abstrak diajarkan dengan asosiasi ide-ide. 7. Pemahaman berbicara maupun menyimak diajarkan. 8. Ucapan dan tata bahasa yang tepat sangat diperhatikan. Pakar lain mengemukakan ciri-ciri utama metode langsung sebagai berikut: 1. Belajar bahasa dimulai dengan situasi di sini dan kini dengan memanfaatkan objek kelas dan tindakan sederhana. Akhirnya jika para siswa telah mempelajari bahasa secara memadai maka barulah pelajaran beralih dan bergerak maju melibatkan situasi dan latar sebenarnya. 2. Pelajaran dalam metode langsung kerapkali berkembang di sekitar gambar yang dibuat secara khusus untuk melukiskan kehidupan di negara pemakai bahasa sasaran. Batasan-batasan kosakata baru diberikan melalui parafrase dalam bahasa sasaran, atau dengan jalan meniru perbuatan atau memanipulasikan benda-benda yang ada atau disesuaikan. 3. Dari permulaan pengajaran, para siswa mendengarkan kalimat-kalimat sempurna dan bermakna dalam wacana sederhana, yang acap kali menggunakan bentuk pertukaran tanya jawab. 4. Ucapan yang tepat dan benar merupakan pertimbangan penilaian penting dalam pendekatan ini, dan penekanan diletakkan pada pengembangan ucapan yang tepat dari awal pengajaran. 5. Kaidah tata bahasa tidak diajarkan secara eksplisit, kaidah itu diharapkan dapat dipelajari melalui praktik dan latihan. 6. Aneka tujuan membaca juga dicapai melalui pemahaman “langsung” terhadap teks bacaan tanpa menggunakan kamus atau terjemahan. D. Langkah-langkah Penggunaan Metode Langsung Langkah-langkah penggunaan metode langsung dalam pengajaran bahasa Arab secara umum adalah sebagai berikut: 1. Pendahuluan, memuat berbagai hal yang berkaitan dengan materi yang akan disajikan baik berupa apersepsi, atau tes awal tentang materi, atau yang lainnya. 2. Guru memberikan dialog-dialog pendek yang rilek, dengan bahasa yang biasanya digunakan sehari-hari secara lisan berulang-ulang. Materi ini mula-mula disajikan secara lisan dengan gerakan-erakan, isyarat-isyarat, dramatisasi-darmatisasi, atau gambar-gambar. Jika sudah mantap bisa dikembangkan ke dalam tulisan. Untuk memaknai kata benda, guru dapat menunjukkan benda tersebut. Jika berupa kata kerja, guru bisa memeragakan pekerjaan tersebut. Atau jika kata benda tersebut tidak bisa di tunjukkan maka cukup dengan menggambarnya. 3. Pelajar diarahkan untuk menyimak dialog-dialog tersebut, lalu menirukan dialog-dialog tersebut samapi lancar. 4. Para pelajar dibimbing menerapkan dialog-dialog itu dengan teman-temannya secara bergiliran. 5. Tata bahasa diberikan bukan dengan menganalisa nahwu, melainkan dengan memberikan contoh-contoh secara lisan yang sedapat mungkin menarik perhatian pelajar mengambil kesimpulan-kesimpulan sendiri. Penyajian ini memungkinkan untuk dibantu dengan alat peraaga, misalnya berupa kartu yang memasang pola-pola kaidah yang dimaksud. Akan tetapi pengajaran tata bahasa ini – sekali lagi – bersifat situasional, induktif dan tidak menjadi prioritas. 6. Sebagai peunutup, jika diperlukan, evaluasi akhir berupa pertanyaan-pertanyaan dialog harus dijawab oleh pelajar sebagaimana pola-pola di atas. Jika waktu tidak memungkinkan, guru dapat menyajikannya berupa tugas yang harus dikerjakan dirumah masing-masing pelajar. E. Kelebihan dan Kekurangan Metode Langsung Metode langsung merupakan proses terhadap metode tata bahasa dan terjemah. Dilihat dari sisinya metode langsung sedikit lebih maju dibanding metode sebelumnya. Walau demikian metode langsung tetap saja mempunyai kelemahan, terutama jika dilihat dari konsep dasar dan kritikan para ahli yang ditujukan kepadanya. 1. Keunggulan a. Dengan kedisiplinan mendengarkan dan menggunakan pola-pola dialog secara teratur, para pelajar bisa terampil dalam menyimak dan berbicara, sebab prioritas utamanya memang menyimak dan berbicara. b. Dengan banyaknya peragaan/demonstrasi, gerakan, penggunaan gambar, bahkan belajar di alam nyata, para pelajar bisa mengetahui banyak kosa kata. c. Dengan banyak pengucapan secara ketat serta bimbingan guru, para pelajar bisa memiliki lafal yang relatif lebih mendekati penutur asli. d. Para pelajar mendapat banyak latihan dalam bercakap-cakap. Khususnya mengenai topik-topik yang sudah dilatih dalam kelas. Hal ini dapat membantu mereka dalam menganalogikan pola-pola percakapan dalam topik lain. e. Mempersiapkan pengetahuan bahasa yang bermanfaat bagi ujaran dalam konteks f. Cocok dan sesuai bagi tingkatan linguistik para siswa g. Tuturan spontan ditampilkan 2. Kelemahan a. Hanya dapat diterapkan pada kelompok kecil, karena metode ini mempunyai prinsip-prinsip yang mungkin dapat diterima oleh sekolah-sekolah yang jumlah pelajarnya tidak banyak. Maka dimungkinkan akan kesulitan jika diterapkan pada sekolah yang jumlah pelajarnya banyak. b. Sulit menyediakan berbagai kegiatan dan situasi sebenarnya di kelas c. Sangat membutuhkan guru yang terampil dan fasih. d. Metode ini menuntut para guru yang mempunyai kelancaran berbicara seperti penutur asli. e. Metode ini mengandalkan kemahiran guru dalam menyajikan materi, bukan buku-buku test yang baik. f. Metode ini menghindari bahasa ibu dan bahasa kedua atau terjemahan. Hal ini justru bisa menghambat kemajuan belajar, sebab banyak waktu dan tenaga yang terbuang dalam menerangkan kata yang abstrak (tak bisa diragakan atau digambarkan) atau konsep tertentu dalam bahasa asing. Padahal jika diterjemahkan akan memakan waktu sebentar saja. g. Melihat poin nomor 4 diatas, kesalahan penafsiran makna dalam bahasa asing yang dipelajari bisa terjadi. Sementara itu kesalahan yang keluar dari guru akan sulit diketahui dibandingkan dengan kesalahan yang keluar dari pelajar, sebab jika pelajar melakukan kesalahan dalam pola-pola tertentu dapat dideteksi segera. h. Jika dicermati konsep yang mengatakan bahwa pemerolehan bahasa ibu dengan bahasa kedua dan bahasa asing itu sama, maka secara psikologis, konsep ini tidak mempunyai dasar yang kuat. IV. KESIMPULAN 1) Metode ini dinamakan metode langsung, sebab guru langsung menggunakan bahasa asing (bahasa Arab) yang sedang diajarkan selama pelajaran, sedangkan bahasa murid tidak boleh digunakannya. Dalam menjelaskan arti kata-kata sukar atau kalimat, hanya boleh menggunakan gambar dan peragaan. 2) Metode langsung memiliki tujuan agar para pelajar mampu berkomunikasi dengan bahasa asing yang dipelajarinya seperti pemilik bahasa ini. 3) Metode langsung berasumsi bahwa .belajar bahasa asing sama dengan bahasa ibu, yakni menggunakan bahasa secara langsung dan intensif dalam komunikasi 4) Keunggulan dan kelemahan metode langsung: Keunggulan: a. Para pelajar bisa terampil dalam menyimak dan berbicara, sebab prioritas utamanya memang menyimak dan berbicara. b. Para pelajar bisa mengetahui banyak kosa kata. c. Para pelajar bisa memiliki lafal yang relatif lebih mendekati penutur asli. d. Para pelajar mendapat banyak latihan dalam bercakap-cakap. e. Mempersiapkan pengetahuan bahasa yang bermanfaat bagi ujaran dalam konteks f. Cocok dan sesuai bagi tingkatan linguistik para siswa Kelemahan a. Hanya dapat diterapkan pada kelompok kecil, karena metode ini mempunyai prinsip-prinsip yang mungkin dapat diterima oleh sekolah-sekolah yang jumlah pelajarnya tidak banyak. b. Sulit menyediakan berbagai kegiatan dan situasi sebenarnya di kelas c. Sangat membutuhkan guru yang terampil dan fasih. d. Metode ini menuntut para guru yang mempunyai kelancaran berbicara seperti penutur asli. e. Metode ini mengandalkan kemahiran guru dalam menyajikan materi, bukan buku-buku test yang baik. f. Metode ini menghindari bahasa ibu dan bahasa kedua atau terjemahan. Hal ini justru bisa menghambat kemajuan belajar. g. Jika dicermati konsep yang mengatakan bahwa pemerolehan bahasa ibu dengan bahasa kedua dan bahasa asing itu sama, maka secara psikologis, konsep ini tidak mempunyai dasar yang kuat. V. PENUTUP Demikianlah makalah yang dapat pemakalah susun. Dengan penuh kesadaran, pemakalah menyadari akan keterbatasan kemampuan makalah dalam memahami dan menyusun kembali refrensi-refrensi yang ada. Oleh karena itu, pemakalah memohon dengan sangat masukan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca untuk perbaikan karya ilmiah pemakalah yang akan datang. Terakhir, tidak ada kata yang patut disampaikan dalam purna karya ini selain kata maaf atas segala kekeliruan, kesalahan dan kekurangan yang tercantum dalam makalah ini. Dan semoga makalah basithoh ini bisa mengantarkan para pembaca pada pemahaman materi metode langsung sehingga menjadi bermanfaat.

No comments:

Post a Comment